Sabtu, 25 Desember 2010

sang Otak dan sang Hati

Pernah..suatu malam saya terbangun dan entah dari mana datang suatu pemikiran mengenai terciptanya dua organ yang penting dan vital bagi manusia.
Otak dan Hati..
tidak hanya dalam permasalahan biologis kedua organ ini dapat secara ilmiah disebut sebagai organ vital bagi manusia, namun juga dalam keseharian hidup yang dijalanin oleh kita semua.
Otak..
untuk berpikir, untuk keseimbangan, untuk berhitung, untuk menganalisa.
Hati..
sebagai alat untuk detoksifikasi bagi tubuh manusia.

Ya, itulah yang selama ini saya dapatkan dari bangku sekolah. Namun, ada hal lain mengenai fungsi Otak dan Hati yang tidak saya dapatkan dari bangku sekolah maupun buku-buku ilamiah-biologi mengenai keduanya. saya mendapatkan pemahaman mengenai Otak-Hati ini dari beberapa kejadian yang saya temui ataupun saya sendiri alami.

sang Otak dan sang Hati, memiliki hubungan yang sangat erat. Sederhana, karena Otak adalah alarm bagi Hati, ketika Hati terlalu emosional, begitu pula sebaliknya, Hati ada sentuhan lembut bagi Otak ketika Otak sudah terlalu skeptis dan mengatasnamakan logika.

sedikit curhat tentang hal ini,
beberapa waktu yang lalu, tepatnya ditahun 2008, dalam penyelesaian skripsi saya,.saat saya sedang mengalami masa-masa sulit dalam pengumpulan dan pengolahan data skripsi, bersamaan dengan hal itu, saya mendapatkan kabar bahwa seseorang yang saya sayang....

ah, saya tidak jadi menuliskannya, tidak perlu lagi dibahas, karena niat awal dari blog baru ini adalah untuk mensyukuri tiap hari baru yang saya mulai tiap hari, jadi tidak perlu saya memohon untuk memiliki keistimewaan untuk mengingat dan kembali ke masa yang telah lalu.

Nah, itu adalah salah satu contoh bagaimana sang Otak dan sang Hati bekerja sama. ketika saya akan menulis dan mengenang masa lalu, emosi yang mengambil alih sebagian besar diri saya, namun sang Otak mengingatkan "Hey,..ingat resolusimu, ingat tiap hari baru yang akan kau jalani". Dan, saya menyadari, tak ada gunanya lagi menulis dan membahas, yang sudah pasti akan membuat saya terkenang pada dirinya.

jangan memenangkan salah satunya, but, balance them..
sulit?PASTI..tapi itu bukan berarti tidak bisa.

menangis bukan berarti cengeng, dan tidak menangis tidak menandakan kuat.
apa yang ingin kita buktikan, dengan menahan tangis pada saat hati sudah tak bisa membendung perasaan tersebut?
Bahwa kita kuat?
Bahwa hal itu tidak penting bagi kita?
Bahwa hal itu tidak mempengaruhi apapun dalam keseharian kita?

Benarkah?
Benarkah itu berarti kita telah mengikhlaskannya?
bukan hanya memendamnya tanpa tahu suatu saat rasa itu dapat datang kembali dan kita kehilangan kontrol atasnya?

Kadang, memenangkan logika pun tidak membuat diri kita bahagia, kawan..
mungkin, akan terlihat sebagai orang yang kuat..
yang mandiri..

Tapi, apakah kita hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain?
betapa TIDAK MERDEKA-nya hidup seperti itu..


Tulisan ini masih sangat dangkal untuk mengungkapkan semua pesan yang dapat kita ambil dalam tiap kesempatan, Namun, berbagi sesuatu hal yang kecil pun dapat merubah suatu keadaan,.

seperti senyum tulus pada orang yang kita temui,. ataupun sekedar BBM atau SMS "how are you, today" dipagi hari..
tidak usah terlalu banyak berpikir untuk membalas senyuman itu atau membalas sapaan pada layar smartphone kita,.
dan jangan terlalu emosional menganggap itu semua adalah hal yang sangat spesial, karena tidak ada yang tahu, siapa saja yang Ia senyumi dan kirimi BBM/SMS seperti itu disaat yang sama dengan cara yang sama seperti yang Ia lakukan pada kita..

See?
mari bersama berusaha menyeimbangkan sang Otak dan sang Hati..


Kisses,
Kartika Chandra Dewi

2 komentar:

  1. feelingku...kamu ga pernah ngerasa kurang merdeka (mungkin ya, ini mungkin, jgn dianggep sotoy loh)...spertinya kehidupanmu sangat lancar mengalir.
    keluarga, saudara, teman, lingkungan yang begitu perhatian... tapi aku sanksi kalau kamu pernah berada dalam situasi terbawah dalam hidup dan berjuang mengatasinya...selain pacaran tentunya...


    anyway...hati atau qolbu dalam keyakinan kita...itu lebih dari sekedar perangkat detoksifikasi belaka....filter semua hal sampai yang paling lembut sekalipun...
    ketika qolbumu berontak...berarti ada sesuatu yang paling hakiki yang tidak sesuai dengan tatanan hidup atau nilai hidup kita maupun secara umum.

    lebih penting mana otak atau hati/qolbu?

    lebih milih mana dikatain ga pake otak atau ga pake hati?

    sebetulnya yang buta adalah hati/qolbu mereka dan bukan penglihatan mereka...

    so, jangan sampai hati kita terbutakan oleh apapun dan biarlah hanya Dia yang membimbingnya.

    i love U Tuhan... ingin sekali ku membuatMu tak pernah cemburu....sebatas aku mampu...

    ya tentu...karena otakmu mengolah setelah kau melihat sesuatu dan hatimu menyaringnya sebelum akhirnya lisanmu mengucapkan...

    BalasHapus
  2. Hi Tik....
    My Tennis Mate. Follow me back yah @ justanggie.blogspot.com..muah hehe

    BalasHapus