Sabtu, 10 Maret 2012

Peaceful Book Eat Green Live Well

Beberapa waktu belakangan ini, ada yang berubah pada keranjang belanjaan saya ketika saya berbelanja bulanan di supermarket.
Tidak lagi berisi nugget, segala jenis daging, keju, susu tapi tergantikan oleh buah-buahan, sayur mayur, susu kedelai, minyak zaitun dan minya canola.
Diet?
ya, saya diet.
memangnya anda tidak diet? arti diet itu sendiri kan 'makan'.. jadi ketika ada seseorang yang berkata 'saya tidak diet' itu memiliki arti 'saya tidak makan'..
apakah saya mengurangi porsi makan? tidak sama sekali, saya hanya merubah pola makan, apa yang saya makan dan berpengaruh pada bagaimana pengolahan bahan makanan yang akan saya makan tersebut.

Sebagai seseorang dengan tubuh yang cenderung gemuk, dari dulu sejak SMA, saya berusaha untuk menurunkan berat badan dengan cara mengurangi porsi makan. Dalam seminggu pertama, ya bisa turun berat badannya, tapi, minggu kedua, keinginan untuk makan malah semakin besar, sampai akhirnya bablas lagi, dan yang lebih parahnya, pelampiasannya ke junk food semua..
bisa dibayangkan jadinya, turunnya gak seberapa, naikknya bisa sampe 2x lipatnnya angka turun berat badannya.

Frustasi? pasti..apalagi saat itu kan saya masih remaja dengan segala macam problematika cinta (apaa deh bahasanya). Jujur saja, semakin sering dan lantang saya berkata 'ah, biar gendut yang penting bahagia' sebenarnya saya semakin merasa tidak nyaman dengan tubuh saya sendiri.
Rasanya gak mau ngaca gitu loh, apalagi ditambah jerawat-jerawat yang bertebaran dan dihadapkan oleh kenyataan bahwa banyak sekali teman-teman wanita saya yang sangat cantik-cantik, kece-kece, oke-oke. rasanya saat itu seperti 'teenage dirt bag', segala sesuatu yang dihindari oleh remaja perempuan kebanyakan, ehh malah ada semua di diri saya.

Butuh bertahun-tahun dan berbagai macam cara hingga saya bisa menerima diri saya sendiri, dan merasa bahwa saya pun cantik, dan yang terpenting sehat,bahagia dan damai.
Jaman kuliah hingga tahun-tahun pertama bekerja pun, saya masih dihantui oleh perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran negatif akibat perasaan insecure terhadap diri saya sendiri. Tak jarang, saya pun sampai berburuk sangka kepada Sang Pencipta.

Hingga suatu saat saya ketika saya ke Gramedia untuk beli komik kesukaan, saya menemukan buku dari Gede Prama yang memiliki judul 'Setenang Pepohonan, Selembut Rerumputan-Menyembuhkan, Mendamaikan diri dari dalam'. Tidak ada rencana sebelumnya untuk -jangankan membeli- mencari buku dengan tema dan nuansa seperti itu. Tapi entah mengapa, buku itu yang seperti 'menemukan' saya.

Sedikit mengenai buku tersebut, tidak ada hubungannya sama sekali dengan pola makan, diet, berat badan, jerawat ataupun masalah-masalah fisik yang selalu saya ributkan, tapi disini, jiwa dan hati saya yang di'tenang'kan, disembuhkan. Dan benar, ketenangan jiwa itu awal dari segala hal yang akan kita lakukan dan kemana diri kita sendiri membawa kondisi dan situasi yang terjadi.
Banyak sekali quote didalam buku ini yang saya sukai, bahkan hampir semuanya,. beberapa diantaranya adalah :

"Apapun kesehariannya, jadilah penerang melalui pelayanan. Secara bersama-sama kita bisa membuat kesedihan menjadi spa di alam doa. Kesedihan hanyalah pijatan-pijatan kecil yang menyembuhkan kemudian".

"Kesembuhan mulai terbuka pintunya, ketika manusia bisa melepaskan baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan pada saatnya"

"Meditasi membuat seseorang menjadi lebih anggun karena terlatih menghiasi pikiran dengan kesadaran, kesabaran dan kedamaian"

Saya baca berulang-ulang, sambil coba menjalani sedikit demi sedikit kalimat-kalimat di buku tersebut dengan apa yang saya rasakan, apa yang saya ributkan, apa yang saya keluhkan, apa yang saya buruk sangka-kan kepada Tuhan.
Pada malam itu saya membaca buku tersebut, saya menangis, ada rasa sesal dan sesak didalam tangis saat itu, yang telah buruk sangka kepada Tuhan, serta tidak jarang saya membuat kedua orang tua saya bingung dan sedih dengan semua keluh kesah saya walaupun saya tahu bahwa apa yang mereka lakukan untuk anaknya, sudah mereka lakukan dengan sekuat tenaga dan setulus hati.
Langsung saya melakukan meditasi malam itu, meditasi dalam pemaknaan saya sendiri, mengambil air wudhu dan berdoa pada Sang Khalik.
Ada yang berbeda dengan doa saya malam itu, tidak lagi saya meminta agar jerawat ini sembuh, tidak lagi saya meminta agar saya menjadi langsing, tidak lagi saya meminta agar saya menjadi cantik seperti si ini si itu, semuanya berganti menjadi permintaan tuntunan agar saya menemukan kedamaian dalam setiap langkah yang saya ambil, agar saya mendapatkan teguran langsung jika ada kesalahan dalam langkah yang saya pilih ataupun jalan yang saya tempuh. Saya tidak lagi bertanya 'Kenapa Tuhan' saya tidak lagi meminta agar cobaan dan kesedihan dihapuskan, tetapi meminta agar saya dikuatkan.

Kedamaian malam itu, membuat saya bisa tidur lebih cepat, tidak terjaga hingga pagi menjelang dan memikirkan rasa-rasa negatif yang saya dramatisir sendiri.
Sulit untuk dijelaskan bagaimana buku tersebut bisa merubah pola tidur saya yang biasanya hingga larut malam masih terjaga tanpa melakukan suatu hal yang berarti, menjadi tidur tepat pada waktunya, bangun lebih pagi, sempat melakukan sedikit stretching, lebih mencintai malam yang berganti pagi, lebih mencintai hari senin, lebih mencintai dan merindukan untuk segera bersiap-siap dan berkarya pada hari itu.

Tanpa sadar dan bisa dijelaskan, hal ini juga berimbas kepada konsumsi makanan dan minuman yang saya makan dan minum. Saya lebih menyukai air putih dibandingkan dengan kopi, yang dulu bisa saya minum hingga 4-5 gelas perhari. Didalam air putih yang saya minum, ada rasa yang menenangkan, seperti mengalir membasahi tulang, sendi dan menghapus rasa jengkel, marah , kesal pada saat itu juga.

memperbanyak minum air putih, dan di sisi lain mengurangi konsumsi kopi, membuat sakit kepala sebelah, yang setidaknya bisa datang 1-2 kali dalam seminggu, kini belum pernah datang lagi. Berawal dari hal itu lah, saya mulai browsing mengenai pola makan sehat, berbagai pola makan seperti pola makan menurut golongan darah, pola makan berbagai macam artis saya baca. Hingga akhirnya, saya memiliki keinginan untuk mengubah basis makanan saya yang sebelumnya sangat omnivor,sedikit demi sedikit menjadi herbivora.

Pada awalnya, saya tetap makan daging, jeroan, hanya saja saya imbangi dengan sayur dan buah setiap hari. setelah jalan beberapa minggu, keinginan untuk mengkonsumsi daging mulai berkurang (daging merah : daging sapi, daging kambing). Hingga dalam seminggu terakhir ini saya hanya mengkonsumsi daging ayam dan ikan laut. Kebiasaan makan buah dan sayur pun mulai tidak bisa dihilangkan, jika dalam sehari tidak ada asupan buah/sayur, tubuh saya seperti 'menagih' sayur dan buah tersebut.

Sayur pun sekarang sedang beralih kepada sayuran mentah sebagai pembuka makan, tidak sepenuhnya mentah sih, tapi ada juga yang direbus setengah matang, seperti labu kecil.
Sayur dan buah tersebut mulai saya biasakan untuk dimakan terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi karbohidrat, sederhana saja, sehingga nutrisi sayur-buah tersebut bisa terserap secara sempurna.
Sarapan, Makan siang, Makan malam, pasti sayur dan buah terlebih dahulu, sebelum masuk ke menu utama.

Sedikit sharing mengenai menu makan saya yah :
Sarapan :
>Pisang
>Oat
>Susu Kedelai

Makan Siang :
>Jeruk
>Nasi Merah
>Sayur
>Lauk (Ikan/Ayam, jika digoreng menggunakan canola oil)

Makan Malam :
>Kiwi
>Lauk (Ikan/Ayam, jika digoreng menggunakan canola oil)
>Susu kedelai

Jika ingin cemilan, saya membawa labu siam rebus/salad buah dengan minyak zaitun sebagai dressingnya.

berat badan saya belum turun, karena olahraga saya belum teratur, tetapi tubuh terasa fit dan tidak mudah tertular jika ada rekan kerja yang flu/pilek. Jerawat juga masih banyak, tapi saya lebih tenang dalam menghadapinya selain itu dengan lingkungan kerja yang sekarang lebih banyak dilapangan, saya benar-benar harus menjaga apapun yang saya konsumsi. Memang agak repot karen harus menyiapkan sendiri makanan sendiri dari rumah, tapi jika sudah terbiasa, maka nikmat sekali rasanya.

Ada yang menilai saya berlebihan, ada yang menilai ribet, ada yang menilai 'ih, ngapain mumpung masih muda, nikmatin hidup', saya hanya tersenyum dan berkata, saya hanya mau hidup sehat.
inti dari semua yang saya tulis ini adalah, MINDSET dan DAMAInya HATI. itulah yang saya percayai sekarang, semuanya berawal dari 2 hal tersebut.

Kini, walaupun secara fisik saya tidak banyak berubah dari saya yang tidak langsing dan berjerawat, tetapi saya memiliki jalan untuk hidup sehat, yaitu : tidur teratur, pola makan bergizi, tidak melarikan diri kepada hal2 yang merusak tubuh jika sedang ada masalah. Sekali lagi intinya adalah mindset dan damai hati.

"Kesedihan, Kegembiraan, Kesuksesan, Kegagalan, Pujian, Cacian semuanya akan bernasib seperti pecahan salju yang jatuh di danau. Beberapa saat memang menimbulkan guncangan dipermukaan air, tetapi tak lama kemudian akan menghilang. Inilah kesembuhan"
-Setenang pepohonan, selembut rerumputan : Gede Prama, 2011-

Selamat Malam, selamat beristirahat, temukan damai-mu dalam tiap tetes air mata dan gelak tawa,
Kartika Chandra Dewi